Anak-anak yang lahir sekitar tahun 2025—sering disebut “Generasi Beta”—akan menghadapi tantangan kompleks yang memerlukan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah yang tidak konvensional.
Orang tua dianjurkan memberi ruang eksplorasi: eksperimen, kegagalan, dan inovasi melalui seni, sains, atau permainan. Hal ini mendukung tumbuhnya kreativitas dan mental resilien—modal penting menghadapi perkembangan zaman yang cepat berubah.
Penting juga mengintegrasikan keterampilan digital, kesadaran sosial, kesehatan mental, serta penguatan kecintaan terhadap lingkungan dalam aktivitas harian. Orang tua harus aktif mengadaptasi metode pengasuhan yang seimbang dan visioner.
Dengan demikian, Generasi Beta tak hanya tumbuh sebagai anak cerdas, namun juga sensitif terhadap perubahan global, memiliki karakter kuat, dan mempunyai visi untuk memimpin masa depan dengan kebaikan dan inovasi.
Leave a Reply