•
Salah satu tantangan dalam pendidikan anak adalah ketidaksesuaian antara pola asuh di rumah dengan nilai yang diajarkan di sekolah atau bimbel. Padahal, dalam Islam, pendidikan harus konsisten dan sejalan antara rumah dan lembaga. Jika di rumah anak dibiasakan salat tepat waktu, tapi di bimbel tidak ada dukungan, maka anak akan bingung dan mudah kehilangan…
•
Rasa malu dalam Islam bukanlah kelemahan, melainkan bagian dari iman. Dalam pendidikan anak, rasa malu harus dikenalkan secara positif sebagai pengendali diri dan penjaga dari perbuatan yang buruk. Orang tua dapat mulai dengan memberi pemahaman bahwa Allah selalu melihat kita. Ini membentuk kesadaran bahwa setiap tindakan harus bertanggung jawab, meskipun tidak ada orang lain…
•
Komunikasi dalam keluarga adalah kunci sukses pendidikan anak. Dalam Islam, komunikasi yang baik dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang selalu berbicara lembut, mendengar dengan penuh perhatian, dan tidak merendahkan lawan bicaranya. Orang tua perlu mengembangkan komunikasi yang penuh empati dan kejujuran. Anak yang merasa didengar dan dihargai cenderung lebih terbuka dan mudah diarahkan dalam hal…
•
Salah satu cara terbaik untuk membentuk kedisiplinan anak adalah melalui pembiasaan ibadah harian. Islam mengajarkan keteraturan waktu melalui salat lima waktu, yang bisa menjadi dasar rutinitas hidup anak. Orang tua bisa mulai dari hal kecil seperti membiasakan bangun pagi untuk salat Subuh, membaca doa sebelum makan, dan menepati waktu belajar. Aktivitas ibadah ini mengajarkan…
•
Pendidikan tauhid merupakan fondasi utama dalam Islam. Oleh karena itu, mengenalkan konsep keesaan Allah sejak usia dini merupakan langkah penting agar anak tumbuh dengan keyakinan yang kuat. Orang tua bisa mengenalkan tauhid melalui percakapan ringan, cerita nabi, atau menunjukkan ciptaan Allah di alam semesta. Anak-anak biasanya memiliki rasa ingin tahu tinggi, dan momen seperti…
•
Dalam Islam, peran ayah dalam pendidikan anak sangat penting dan tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh ibu. Ayah adalah pemimpin keluarga dan memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing, memberi teladan, serta memenuhi kebutuhan spiritual anak. Banyak ayah yang hanya fokus mencari nafkah, lalu menyerahkan urusan pendidikan anak sepenuhnya pada ibu. Padahal, kehadiran ayah dalam kehidupan…
•
Dorong anak untuk bertanya tentang hal-hal yang mereka temui setiap hari. Misalnya, “Kenapa langit biru?” atau “Kenapa kita harus shalat?”Orang tua tidak harus selalu tahu jawabannya—yang penting adalah memberikan ruang bagi rasa ingin tahu anak.Dengan begitu, anak akan terbiasa berpikir kritis dan tidak takut mengeksplorasi ilmu.
•
Belajar huruf hijaiyah bisa jadi menyenangkan jika dilakukan lewat permainan. Orang tua bisa menggunakan kartu huruf, aplikasi, atau lagu-lagu hijaiyah.Sambil bermain, anak bisa belajar membaca Al-Qur’an dengan cara yang ringan.Konsistensi adalah kunci—luangkan waktu 10–15 menit setiap hari untuk hasil yang maksimal.
•
Ajarkan anak mengenali waktu dan menyusun jadwal harian. Mulailah dengan kegiatan sederhana seperti bangun pagi, waktu belajar, dan waktu bermain.Gunakan jam dinding atau jadwal bergambar agar anak lebih mudah memahaminya.Dengan cara ini, anak belajar manajemen waktu dan disiplin sejak dini.
•
Kegiatan seperti memasak, menyapu, atau menyiram tanaman bisa menjadi sarana belajar. Anak akan belajar tanggung jawab, kerja sama, dan keterampilan hidup.Orang tua bisa menjelaskan konsep seperti ukuran, waktu, dan urutan dalam kegiatan tersebut.Selain bermanfaat, momen ini juga mempererat hubungan antara anak dan orang tua.